Stuff: Second Keys, Second Keyboard

Teman baru, semangat baru belajar ngetik tanpa lihat keyboard. Can we still having fun while we making it run?

Pertama kali dikenalkan sama komputer dulu, langsung diberi tahu sejelek apapun barangnya yang penting fungsional. Waktu itu pakai komputer jadul dengan otak Pentium III, dan masih pakai disket kecil buat nyimpen data. Ngumpulin tugasnya harus begadang di rental ngetik dan beli disket di tempat yang sama, sekotak plastik yang harganya 5k tahun 2005. Mahal itu, uang jajanku selama sepuluh hari. Belum sama rental komputer buat ngetik yang sejamnya 3,5k. Lebih mahal, uang jajan seminggu tiap jam rental, padahal buat bikin 2 halaman butuh waktu 3 jam lebih, haha. Tapi ga pernah kepikiran punya komputer sendiri, sampai masuk SMA dibelikan Bapak satu set Petium 4 dengan layar tabung 19 inchi, lengkap sama printer dan speaker aktif. Malah sampai masuk kerja fulltime beberapa waktu lalu aku belum punya laptop. Alhamdulillah, tabungan sudah cukup untuk menghargai jerih payah selama ini. Ya, meskipun awal menabung ga terpikirkan mau buat apa. Sekarang sudah berani memanjakan diri untuk support hobi. Hobiku nulis, tulisan di blog ini juga kumpulan hasil hobiku.

Yap, dari dulu berkutat dengan design memang hobi juga. Entah by typing atau by drawing semuanya dikerjakan tanpa paksaan berarti. Sekarang ngomong soal keyboard kedua yang kubeli dalam waktu dekat ini. Ia adalah teman kerjaku yang paling baru. Bulan lalu boyong Akko 3068, keyboard 68keys yang dibekali tactile switch dengan merk yang sama. Terus kepincut pengen punya linear switch yang notabene lebih ringan dan tanpa bump buat ngetik. Sementara kemampuan ngetikku belum secepat programmer 70an, ya ngapain juga toh, wong sehari-hari ngandelin sense buat kerja.

Linear switch di keyboard kedua ini merk nya Gateron dengan stem warna merah. Meskipun barangnya belum datang, tapi aku memang tujukan untuk ngetik lebih cepat. Lebih cepat daripada Outemu Brown pada keyboard pertama buat komputer di rumah atau Akko orange di keyboard satunya, semoga saja. Meskipun kata adekku Akko udah lebih ringan daripada Outemu, aku pengen nyoba jenis yang berbeda dari tactile switch buat ngetik.

Ia, teman, eh jangan salah. Keyboard udah jadi teman yang tiap hari kita temui buat ngerjain PR sekolah, nugas kuliah, atau bootstraping portofolio. Jadi, ga ada salahnya menambah perhatian dikit sama tools satu ini. Selain fungsional juga bikin nyaman jari kalau tiap hari dipakai. Kata orang dulu, sih. Semakin lama dipakai semakin nyaman rasanya. Jaripun semakin sedikit bottoming out dan ga sakit lagi di ujungnya. Perlakukan tools sebagai teman, okay? Jangan sebaliknya.

Kenapa ga pakai keyboard laptop atau keyboard konvensional yang pakai rubber dome aja? Sebenarnya ceritanya agak panjang dan meskipun keyboard rubber dome awet, buatku yang jarang ngetik waktu di komputer rumah. Setelah empat tahunan jadi banyak keys yang ga masuk register. Sampai sekarang komputer-(Pentium 4)-nya ga ada bentuknya alias rusak( motherboard dan hardisk nya ga bisa dipakai lagi); Aku udah ganti tiga keyboard dan dua mouse. Belum jari yang sakit di ujung kalau ngetiknya marathon. Nah, waktu kemarin beli keyboard mekanik buat ganti keyboard rubber dome di komputer rumah, lebih ngerasa nyaman pakai keyboard mekanik. Jadilah aku penggemar mechkeys dadakan.

Sekarang sedang explore macam-macam type feel dari berbagai mechanical keyboard switch. Katanya Gateron switch lebih smooth dibanding Cherry MX yang udah lama bikin mechanical keyboard switch, pun rentang harga lebih terjangkau. Kalau layout entah kenapa belinya menyesuaikan layout keyboard di laptop. Keyboard kedua ini 64keys, lebih kecil dikit dari Akko 3068, lebih rapat tapi masih ada arrow keys. Rencanaku emang ga dipakai di komputer jadi mudah kalau mau dibawa kemana-mana. Well, let see tomorrow when she comes.

Update

Yap, udah datang nih keyboardnya. Udah dipakai seminggu ini dan benar aja review para pengguna di luar sana. Gateron lebih empuk dan senyap. Meskipun masih beradaptasi sama feel empuk tadi, keycaps kali ini punya profil DSA. Yeah, akhirnya punya SA Family juga. Selama ini belinya keycaps profil OEM karena sudah terlalu lama pakai keyboard rubber dome yang profilnya OEM. Well, untuk lembur enak juga rasanya, mungkin karena lebih senyap dari tactile yang selama ini kupakai buat harian. Sementara, bulan ini mau jelajahi dulu rasanya ngetik pakai Gateron Red yang katanya lebih banyak dipakai para gamer. Hehe, aku juga masih balik ke Akko Orange buat ngetik, sih. Masih kebanyakan typo pakai Gateron Red, waktu hovering ga sengaja kepencet. Harus belajar ngetik ga pakai lihat tapi pakai perasaan, nih.

Update lagi

Rasanya masih sayang sama tactile switch terus beberapa bulan ini aku pakai Kailh White untuk numerik dan Kailh Pale Blue untuk alpha keys. Nah, di sinilah enaknya kejadian. Pertama nyoba, adekku yang kecepatan ngetiknya udah nyampe 50an wpm langsung drop ke 20an wpm. Padahal aku stabil aja, kata dia feel nya berat. Mungkin karena dia udah adaptasi sama Outemu Brown selama setahun ini, sedangkan aku udah adaptasi sama keyboard MBP 2013 yang beratnya tidak tertandingi keyboard ASUS 412A pinjeman dari kantor. Enaknya, bunyi "tak tik" kayak mesin ketik kata ibuku itu, lho. Buatku berasa ngetik adalah sesuatu yang dinantikan. Tiap kerja rasanya pengen ngetik terus, pada suatu hari kerjaan banyak banget dan ngetik seharian, akunya malah seneng, wkwkwk. Sekian. Selamat bekerja dan jangan lupa bersenang-senang.