Content: Am I What I thought to be?

Revisit the Jouney

Sakit lagi, mungkin udah saatnya menarik seimbang antara menikmati hidup dan bertahan hidup. Kalau ada yang tanya kenapa kita selalu memendam emosi negatif meski bisa dimuntahkan begitu saja, saat itu juga. Aku mau jadi yang jawab pertama, hubungan manusia ga sesimpel itu, dan punya harapan kita bisa lebih baik ke depan itu adalah hal istimewa. Suatu saat kamu pasti ketemu tantangan, dan mau ga mau harus melepaskan impian, cita-cita yang sedang kamu genggam. Hidup harus terus berjalan, simpan harapan untuk besok kita bisa mewujudkan impian, cita-cita yang untuk sementara butuh dikesampingkan. Skill, diasah dengan berbagai keadaan, tantangan, kesulitan, jam-jam malam yang dilewati tanpa tidur, dering telepon yang terabaikan, pesan tak terbalas, fakta bahwa saat ini mental sedang letih memikirkan bagaimana solusi untuk masalah yang saat ini kita pegang. Kita semua tak ingin ditinggalkan di dunia yang serba cepat ini, tapi setiap orang punya kecepatan berbeda. Begitulah menurutku seleksi alam bekerja.

Aku mau jadi apa ke depan? Well, pertanyaan sulit itu mengambang beberapa waktu ini. Apalagi setelah sekian lama tidak baca situasi. Here is my struggle:

  1. Desain mulai merambah skillset baru, waktu mulai masuk dunia ini peganganku cuma Corel dan InDesign. Dua tahun lalu kerja pakai Sketch dan Ilustrator. Sekarang malah lebih banyak mengetik, kukatakan kepada orang-orang pekerjaanku buruh ketik. Color Wheel sebatas kode saja sekarang.
  2. Deploy dengan Shell script waktu part time dulu sebatas pakai tools semacam grep, make dan awk. Sekarang bahkan jarang sekali build script ditulis ulang tiap deploy. Dockerfile dan yaml based CI/CD command menggantikan semua yang diketik di terminal.
  3. UI memang berkembang pesat, tools begitu banyak sekarang. Bundler, Task runner, Minifier, Linter, Prettier dan banyak hal yang semakin membuat rumit Javascript dan Stylesheet. Ya, kita akan semakin tertinggal jika terlalu idealis menggunakan stack lama. Meskipun masih sering ketemu dan kemungkinan besar masih digunakan di proyek-proyek menguntungkan (dibaca: butuh cepat rilis).
  4. Aku masih terlalu asing dengan SQL. ORM zaman sekarang membuat interfacce menjadi lebih mudah dengan database, meski begitu troubleshooting perlu pengetahuan dasar macam begini. My next target then.
  5. Compiled language yang lama tak tersentuh, aku masih ingin fasih berbahasa Rust. Beberapa weekend terakhir tidak melanjutkan Proyek Rust. Berganti jadi Typescript dan NOSQL. Padahal waktu ngobrol sama teman minggu kemarin diingatkan kalau Backend mumpuni akan mempermudah pengembangan UI.

Posting kali ini tidak berhubungan dengan kode. Aku cuma berbagi harapan, ingin mencapai yang tidak bisa kulakukan selama satu dekade lalu: System Programmer. Aku selalu ditantang oleh keadaan, apa bisa aku melaluinya dengan baik? Jalani saja, kutekuni apa yang bisa kulakukan sakarang. Oleh beberapa kejadian, aku berpikir sesaat tentang bagaimana karirku di dunia yang makin tak terbantahkan skill oriented ini. Luangkan waktu untuk belajar, luangkan waktu untuk istirahat dan luangkan waktu untuk jalan-jalan. Semoga berhasil dengan apapun yang sedang kalian usahakan. Tetap semangat!